Skip to main content

Memperkuat Kompetensi Guru SMK, melalui Workshop Pembelajaran

Kebumen, Jawa Tengah- Berkaca dari ajaran Ki Hajar Dewantara mengenai tujuan pendidikan yakni menuntun segala kodrat yang dimiliki murid, agar murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik murid sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses menuntun murid, hendaknya guru memperkuat kompetensinya sebagai guru dengan kesadaran diri menjadi pembelajar sepanjang hayat dan menjadi praktisi pendidikan yang menuntun muridnya sesuai kodratnya khususnya di lingkungan SMK Negeri 2 Kebumen.

Melalui Workshop Pembelajaran (Rangkaian Program SMK PUSAT Keunggulan) yang dilaksanakan selama 3 hari, diharapkan dapat melaksanakan tinjauan/ review perangkat pembelajaran yang sudah dibuat dan menyempurnakan perangkat pembelajaran dengan kelengkapannya sesuai dengan paradigma kurikulum merdeka ( a.l. kompetensi sosial emosional, pembelajaran differensiasi) yang berpihak terhadap murid.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 18 s.d 20 Juli 2024 ini dibersamai oleh seorang narasumber dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya ( BBPPMPV Seni dan Budaya) Yogyakarta yaitu Ibu Isnain Evilina Dewi, S.Pd, MA

Di Hari ke-1 workshop yakni hari Kamis, 18 Juli 2024 kami mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari Ibu Isnain Evilina Dewi, S.Pd, MA yakni terkait 4 komponen yang hendaknya ada pada modul ajar adalah: tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, assesment dan media pembelajaran. Pada kesempatan workshop tersebut Bapak/ Ibu guru tercerahkan bahwa pada modul ajar harus benar-benar menggambarkan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelasnya, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Selain itu Bapak/ Ibu guru juga diajak untuk menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) yang ada sesuai kompetensi keahlian masing-masing. Berbekal CP akan tersusun Tujuan Pembelajaran (TP), dengan berkolaborasi dengan rekan guru yang relevan diurutkan sesuai tingkat kemudahannya tersusunlah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Berbekal ATP mulailah tersusun modul ajar yang diintegrasikan kompetensi sosial emosional dan pembelajaran differensiasi. Kegiatan hari pertama dilanjutkan dengan mereview modul ajar dari Bapak Kuswanto, S.Pd dari kompetensi keahlian DPIB SMK Negeri 2 Kebumen secara bersama-sama. Dari hasil review modul ajar mendapatkan kesimpulan bahwa modul ajar tersebut sudah memenuhi paradigma kurikulum merdeka sehingga dapat diterapkan di kelas.

Di Hari ke-2 workshop yakni hari Jum’at, 19 Juli 2024 Bapak/ Ibu guru melanjutkan mengikuti materi Workshop yaitu Video Pembelajaran Berdifferensiasi. Disini bapak/ ibu guru menjadi mengerti bahwa video pembelajaran berdifferensiasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: identitas pembuat/ sumber harus muncul di video, video berhubungan dengan kurikulum merdeka, isi video dengan judul harus ada korelasinya, dan format dalam bentuk lanscape. Selain itu Bapak/ Ibu guru juga mendapatkan bekal ilmu mengenai video pembelajaran yang baik harus memenuhi situasi, tantangan, aksi, result (hasil dan Refleksi) dan dilengkapi testimoni dari siswa atau rekan guru lain serta video berdurasi 3 s.d 7 menit karena video yang terlalu panjang juga tidak efektif.

Di Hari ke-3 workshop yakni hari Sabtu, 20 Juli 2024 Bapak/Ibu guru terlihat antusias mengikuti materi workshop yaitu merancang pembuatan video Pembelajaran Berdifferensiasi. Awal kegiatan bapak/ ibu guru diajak untuk mereview salah satu contoh video pembelajaran berdifferensiasi untuk jenjang SMK. Bapak/Ibu guru dibagi kelompok sesuai tempat duduknya untuk berdiskusi terkait syarat-syarat video pembelajaran yang baik yang dipandu dengan lembar observasi yang diberikan oleh nara sumber. Pada sesi kegiatan tersebut Bapak/ Ibu guru diharapkan lebih memahami syarat-syarat video pembelajaran yang baik dan dapat diterima oleh murid.

Dari antusias peserta jelas menggambarkan semangat yang mengelora dari para peserta Workshop selama kegiatan ini berlangsung mulai dari menyimak penjelasan materi dari narasumber sampai melaksanakan praktik langsung dari materi yang telah di sampaikan. Semangat dari para peserta juga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di tanyakan menambahkan menariknya kegiatan kali ini.

Kegiatan ini ditutup oleh bapak kepala sekolah yakni Bapak Nurul Aini, S.Pd, M.Pd dengan mengingatkan kita bahwa sebagai seorang guru output yang dapat dipertanggung jawabkan adalah output dari pembelajaran yang kita laksanakan, mari kita terapkan pembelajaran berdifferensiasi yang diintegrasikan dengan kompetensi sosial emosional dalam rangka untuk memberikan pembelajaran yang berpihak terhadap murid.

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi SMK Negeri 2 Kebumen
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
Tujuan yang ingin dicapai Media pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Mengatasi masalahnya menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Animasi pada Lumion Materi Pelajaran aplikasi perangkat lunak dan interior gedung (APLPIG) pada kelas XI DPIB kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK Negeri 2 Kebumen.
Penulis Yudho Kuncoro, S.Pd.
Tanggal Aksi 1. 18 Oktober 2022

Aksi 2. 4 November 2022

Aksi 3. 18 November 2022

Aksi 4. 2 Desember 2022

 

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Latar belakang dari praktik pembelajaran ini adalah

1.      Guru terbiasa dengan pembelajaran yang monoton

2.      Guru belum membiasakan menggunakan media pembelajaran yang inovatif.

3.      Peserta didik terbiasa memahami konsep pembelajaran desain interior tanpa diawali dengan orientasi pada masalah.

4.      Peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran.

5.      Peserta didik tidak berani bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan belajar.

6.      Peserta didik malu untuk menyampaikan hasil karya.

7.      Peserta didik terlihat lesu dalam mengikuti kegiatan belajar.

Hal ini sangat penting untuk dibagikan karena

1.      Sebagian besar guru mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya hadapi saat ini.

2.      Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi saya dan rekan guru yang lain untuk mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

3.      Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan inspirasi guru-guru lain bagaimana cara mengatasi permasalahan pembelajaran ini.

4.      Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan berbantuan media pembelajaran berbasis teknologi, guru lebih ditekankan menjadi fasilitator dan peserta didik lebih proaktif dalam menemukan apa yang harus mereka pelajari sehingga penerapan model pembelajaran ini membuat pengelolaan kelas lebih optimal dan juga bisa sedikit demi sedikit membudayakan kepada peserta didik tentang literasi mandiri dan bekerjasama.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah :

1.      Mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.

2.      Melaksanakan praktik pembelajaran secara optimal di kelas dengan menggunakan pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dari hasil capaian peserta didik dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, maka beberapa tantangan yang dihadapi adalah :

1.      Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut.

2.      Masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas.

3.      Peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran berbasis masalah.

4.      Anggapan peserta didik belajar mempelajari interior bangunan itu sulit sehingga membuat peserta didik lesu dalam menerima pelajaran.

5.      Terbatasnya sarana prasarana di sekolah, seperti LCD Proyektor dan sound yang tidak terpasang di setiap ruang kelas sehingga guru membutuhkan waktu dalam melakukan persiapan ketika melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi.

Pihak yang terlibat dalam hal ini adalah :

1.      Dosen dan guru pamong, keduanya selalu memberikan arahan dam pembelajaran kepada praktikan pada saat GoogleMeet atau ZoomMeet sehingga membantu praktiakn dalam menyusun, melakukan dan menyelesaikan tugas.

2.      Kepala sekolah, beliau memberikan izin dan dorongan motivasi kepada praktikan untuk mengikuti seluruh kegiatan PPG ini disamping kewajiban dalam mengajar.

3.      Teman sejawat, berperan dalam membantu praktikan seperti memberikan solusi dan membantu dalam mendukung rencana aksi.

4.      Peserta didik, dimana peserta didik menjadi objek yang utama dalam menentukan masalah hingga sampai dilakukan rencana aksi.

5.      Rekan mahasiswa, berperan dalam berdiskusi terkait pembuatan RPP untuk mendukung rencana aksi.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah-langkah yang diambil antara lain dari beberapa penyebab diatas, menjadi tantangan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa, yaitu :

1.      Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut. Saya lebih intens lagi dalam membimbing peserta didik yang belum memahami tugas yang dilakukan, agar peserta didik yang masih pasif dalam kegiatan diskusi dapat berperan aktif dalam kelompoknya. (sesuai sintaks 3)

2.      Masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas. Saya mendampingi dan memberikan conroh kepada eserta duduj baik individu maupun kelompok bagaimana cara mempresentasikan hasil laporan kelompok dan tetap memberikan semangat dan apresiasi kepada peserta didik atau kelompok yang tampil. (sesuai sintaks 3 dan 4)

3.      Berkaitan dengan anggapan peserta didik belajar interior bangunan itu sulit. Pada kegiatan pendahuluan pembelajaran saya memberikan motivasi dan apresepsi yang membuat peserta didik lebih bersemangat dalam pembelajaran. (sesuai sintaks 1)

Bagaimana prosesnya,

1.      Menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terdiri dari 5 sintaks pembelajaran yaitu :

  • Sintaks 1 : orientasi peserta didik pada masalah
  • Sintaks 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
  • Sintaks 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil karya
  • Sintaks 5 : menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Dari model pembelajaran yang dipilih dari mulai tahap satu sampai tahap akhir yang dituangkan dalam kegiatan pembuka, inti dan penutup.

2.      Berkaitan dengan bahan ajar dan media ajar saya menggunakan bahan ajar berupa handout per pertemuuan juga LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk mengukur ketercapaian belajar peserta didik dan saya juga menggunakan video pembelajaran yang di tampilkan lewat LCD Proyektor dengan berbantuan poer point secara konkrit dikolaborasikan dengan berbasis TPACK sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan dapay meningkatkan minat belajar peserta didik.

3.      Berkaitan dengan penilaian saya juga menggunakan lembar penilaian untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Serta lembar penilaian spiritual dan sikap sosial. Tentunya dalam intrumen lengkap mulai dari kisi-kisi, indikator ketercapaian setiap ranah, dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian di akhir pembelajaran.

Siapa saja yang terlibat

1.      Teman sejawat, berperan dalam membantu praktikan seperti memberikan solusi dan membantu dalam mendukung rencana aksi.

2.      Peserta didik dimana peserta didik menjadi objek yang utama dalam menentukan masalah sehingga sampai dilakukan rencana aksi.

Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

1.      RPP

2.      Media Pembelajaran

3.      Modul Pembelajaran/Buku Paket

4.      LKPS (Lembar Kerja Peserta Didik)

5.      LCD

6.      Laptop

7.      Koneksi Internet

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari penggunaan model pembelajaran problem based learning. Negatifnya ?

1.      Dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dan peserta didik lebih termotivasi terhadap materi interior bangunan di jurusan DPIB SMK Negeri 2 Kebumen.

2.      Peserta didik bersemangat dan tidak cepat bosan dalam pembelajaran, karena pada saat pembelajaran peserta didik di bagi menjadi beberapa kelompok serta per kelompok menjawab soal yang diberikan oleh pendidik.

Hasil yang didapatkan selama proses pembelajaran

Sangat efektif karena pemilihan model dan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan langkah-langkah tersebut, respon dari lingkungan sekitar yaitu trman sejawat memberikan respon positif. Faktor yang menunjukan bahwa model pembelajaran yang telah dilakukan berhasil adalah dengan pemahaman peserta didik dalam belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu, dengan model Problem Based Learning yang dipadukan dengan video ppembelajaran yang menarik akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

 

 

MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)  SMK NEGERI 2 KEBUMEN

Kebumen (22/7) memasuki tahun pelajaran 2024/2025 SMK Negeri 2 Kebumen mengadakan kegiatan (MPLS) Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dengan tema “Mewujudkan Lingkungan Belajar Yang Inklusif, Berkebhinekaan dan Aman Bagi Semua”. MPLS adalah kegiatan pertama masuk sekolah sebagai pengenalan, program, kurikulum, sarana prasarana, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri dan pembinaan awal kebiasaan (budaya) sekolah. Pelaksanaan MPLS ini bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah yang menyenangkan. Tujuan MPLS ini untuk memberikan dampak positif dan menyenangkan bagi peserta didik di lingkungan sekolahnya. Selain itu, mendorong peserta didik untuk aktif mengenal guru, karyawan, kakak kelas sehingga mereka lebih nyaman dan menyenangkan di lingkungan sekolah. Peserta didik mampu beradaptasi dan menyatu dengan warga sekolah dan lingkungan sekolah. Tujuan utama adalah peserta didik memahami lingkungan sekolah dalam rangka pelaksanaan wawasan wiyata mandala sehingga fungsi warga sekolah dapat mendukung terwujudnya tujuan Pendidikan secara komprehensif.

Sebanyak 640 peserta didik baru SMK Negeri 2 Kebumen melalui jalur prestasi, afirmasi, dan zonasi mengikuti kegiatan Pengenalan lingkungan sekolah mulai dari tanggal 17 s.d. 21 Juli  2024. Kegiatan ini dibuka secara resmi langsung oleh Bapak Nurul Aini, S.Pd., M.Pd. selaku kepala sekolah saat upacara bendera dilanjutkan pembukaan MPLS secara simbolis mengalungkan papan nama MPLS perwakilan peserta didik baru.

PROGRAM KERJA PANITIA

MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS) SMK NEGERI KEBUMEN

TAHUN PELAJARAN 2024-2025

NOKEGIATANPELAKSANAANPELAKSANA
1Pembentukan Panitia11 Juli 2024Kepala Sekolah
2Rapat Koordinasi12 Juli 2024Ketua Panitia
3Penyusunan Jadwal MPLS12 Juli 2024Panitia
4Penyusunan Materi MPLS15 Juli 2024Panitia dan Pemateri
5Pelaksanaan MPLS22 s.d 25 Juli 2024Panitia, Pemateri, Wali Kelas
  6Pembukaan  MPLS, Profil Sekolah (Wawasan wiyata mandala), Pengenalan kurikulum, Pengenalan tata tertib, prestasi sekolah dan pembinaan ekstra, Pembentukan karakter, Pola Hidup sehat dan bersih (Pendidikan lingkungan hidup), Pembinaan mental.  22 Juli 2024    Kepala Sekolah, Panitia dan       Pemateri    
  7Pencegahan dan pemberantasan Penylahgunaan Narkotika (P4GN), Pembinaan Dasar-dasar Bencana dan Pertolongan Pertama, Penguatan Kesadaran Bela Negara, pengenalan Budaya Daerah, Literasi Digital dan Literasi Digital dan Keuangan.  23 Juli 2024  Panitia dan Pemateri
8Pengenalan Ekstrakulikuler dan Pembinaan Mental oleh KODIM  24 Juli 2024   Panitia dan Pemateri
9Pengenalan Lingkungan Sekolah, Pengenalan dan Orientasi Jurusan masing-masing.25 Juli 2024Panitia dan Ketua Jurusan

Terlihat antusiasme siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan MPLS 2024/2025. Semoga siswa siswi baru mampu beradaptasi dengan pembelajaran di sekolah dan mencetak prestasi di SMK Negeri 2 Kebumen.

PERNAK-PERNIK HUT RI KE-79 HARI KE-2

Di hari ke-2 perlombaan semakin seru, seperti ;

  1. Sepak bola antar kelas (siswa)
  2. Pecah air antar kelas (siswa)
  3. Kesenian antar kelas (siswa)
  4. Nyanyi antar kelas (siswa)

Sedangkan untuk Bapak/Ibu Guru ada beberapa lomba diantaranya ;

  1. Futsal
  2. Balap sarung
  3. Karaoke
  4. Tenis meja
  5. Masukan bola tenis ke dalam lobang tutup ember