Skip to main content

Komunitas Belajar (BerKobar) SMK Negeri 2 Kebumen: Berbagi Praktik Baik Implementasi Pembelajaran Mendalam dan Metode Inquiry Collaborative

Sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna, Komunitas Belajar (BerKobar) SMK Negeri 2 Kebumen menyelenggarakan kegiatan Berbagi Praktik Baik dengan tema “Implementasi Pembelajaran Mendalam dan Metode Inquiry Collaborative Guru Mapel Umum dengan Mapel Kejuruan” pada Senin, 13 Oktober 2025, bertempat di Aula Atas SMK Negeri 2 Kebumen.

Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 07.45 hingga 09.00 WIB ini dihadiri oleh para guru mata pelajaran umum dan kejuruan. Dengan Narasumber guru yang telah mengikuti diklat Pembelajaran Mendalam Guru SMK oleh BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta dari yaitu Ibu Esti Retnoningsih, S.Si.,M.Pd dan Bapak Jamaludin Bagus D, S.Pd kegiatan ini sekaligus sebagai bagian dari pengimbasan diklat Pembelajaran Mendalam tersebut. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memperkuat kolaborasi antarguru dalam mengembangkan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada proses berpikir kritis, kreatif, dan reflektif siswa.

Sebagai narasumber, Ibu Esti Retnoningsih, S.Si.,M.Pd , salah satu guru inspiratif yang membagikan praktik baiknya dalam mengimplementasikan pembelajaran mendalam (deep learning) di lingkungan SMK. Bapak Jamaludin Bagus D, S.Pd menyampaikan materi Metode Inquiry Collaborative Guru Mapel Umum dengan Mapel Kejuruan” . Dalam pemaparannya, narasumber menjelaskan konsep, prinsip, tujuan, serta bentuk asesmen yang sesuai untuk mendukung pembelajaran mendalam dan Metode Inquiry Collaborative Guru Mapel Umum dengan Mapel Kejuruan”.

🧩 1. Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Pengertian

Pembelajaran mendalam adalah proses belajar yang menekankan pada pemahaman konsep secara menyeluruh, keterkaitan antarpengetahuan, serta penerapannya dalam konteks nyata. Peserta didik tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami, menganalisis, dan menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan serta dunia kerja.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Mendalam

  1. Berpusat pada peserta didik.
  2. Berkonteks nyata dan relevan.
  3. Berbasis kolaborasi dan refleksi.
  4. Menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
  5. Mendorong kemandirian dan tanggung jawab belajar.

Tujuan Pembelajaran Mendalam

  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis.
  • Menumbuhkan karakter dan nilai-nilai positif.
  • Menghubungkan teori dengan praktik nyata di dunia kerja.
  • Membentuk peserta didik yang mandiri, reflektif, dan berdaya saing.

Asesmen Pembelajaran Mendalam di SMK

Meliputi asesmen proyek, asesmen kinerja, portofolio, refleksi diri, serta umpan balik formatif untuk memantau perkembangan peserta didik secara holistik.


🔍 2. Inquiry Collaborative

Pengertian Inquiry Collaborative

Inquiry Collaborative adalah model pembelajaran berbasis penyelidikan (inquiry) yang dilakukan secara kolaboratif antara guru maupun antar peserta didik. Model ini menekankan proses pencarian dan penemuan pengetahuan melalui kegiatan eksplorasi, eksperimen, diskusi, dan refleksi bersama.
Tujuan utamanya adalah agar siswa belajar melalui proses bertanya, meneliti, dan menemukan sendiri jawaban, dengan bimbingan guru yang berperan sebagai fasilitator dan rekan belajar.

Prinsip-Prinsip Inquiry Collaborative

  1. Berbasis pertanyaan dan penyelidikan. Pembelajaran dimulai dari permasalahan nyata yang menantang rasa ingin tahu siswa.
  2. Kolaboratif dan interdisipliner. Melibatkan kerja sama lintas mata pelajaran (umum dan kejuruan).
  3. Berpusat pada siswa. Siswa aktif mengeksplorasi, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
  4. Reflektif dan terbuka. Siswa dan guru sama-sama merefleksikan proses belajar.
  5. Berorientasi pada solusi nyata. Hasil pembelajaran diarahkan pada pemecahan masalah praktis dan aplikatif.

Tujuan Inquiry Collaborative

  • Menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
  • Mendorong kolaborasi lintas disiplin ilmu antara guru mapel umum dan kejuruan.
  • Membiasakan siswa untuk belajar melalui proses ilmiah dan pemecahan masalah nyata.
  • Menguatkan keterampilan komunikasi, kerja sama, dan tanggung jawab.
  • Menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan dunia industri dan kehidupan.

Contoh Penerapan Inquiry Collaborative di SMK Negeri 2 Kebumen (Jurusan Teknik Pemesinan)

Sebagai contoh, guru Matematika berkolaborasi dengan guru Teknik Pemesinan dalam proyek pembelajaran bertema “Optimalisasi Perhitungan Sudut Potong pada Proses Bubut”.

Langkah-langkah pembelajarannya meliputi:

  1. Merumuskan pertanyaan pemicu: “Bagaimana menentukan sudut potong yang tepat agar hasil pembubutan efisien dan presisi?”
  2. Siswa melakukan penyelidikan: Menggunakan konsep trigonometri (dari mapel Matematika) untuk menghitung sudut dan kecepatan potong.
  3. Praktik di bengkel pemesinan: Menerapkan hasil perhitungan pada mesin bubut nyata dengan bimbingan guru kejuruan.
  4. Refleksi dan diskusi: Siswa menganalisis hasil kerja, membandingkan efisiensi antar metode, dan menyimpulkan hubungan antara teori dan praktik.
  5. Presentasi hasil: Siswa mempresentasikan temuan dan rekomendasi perbaikan kepada rekan dan guru.

Kegiatan semacam ini menunjukkan bagaimana Inquiry Collaborative dapat menyatukan kompetensi akademik dan vokasional, sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual, bermakna, dan berdampak nyata pada kemampuan siswa di dunia kerja.

Kegiatan Komunitas Belajar (BerKobar) ini menjadi bukti nyata semangat guru-guru SMK Negeri 2 Kebumen dalam terus berinovasi dan berbagi praktik baik.
Melalui penerapan pembelajaran mendalam dan Inquiry Collaborative, diharapkan proses belajar di SMK tidak hanya menghasilkan siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga cerdas berpikir, tangguh berkarakter, dan siap bersaing di dunia industri maupun masyarakat.

l